_op_de_onderneming_Tandjong_Morawa_van_de_Senembah_Maatschappij_TMnr_60024784.jpg)
Kedudukan kabinet
Wilopo menjadi semakain goyah setelah terjadinya persoalan tanah di Sumatra
Timur yang dikenal sebagai PERISTIWA TANJUNG MORAWA. Peristiwa itu terjadi
karena pemerintah sewsuai dengan persetujuan KMB mengizinkan pengusaha asing un tuk kembali
mengusahakan tanah-tanah perkebunan. Pada masa kabinet Sukiman, Mentri Dalam
Negri Mr, Iskaq Tjokroadisurjo menyetujui dikembalikannya tanah DELI PLANTERS
VEREENIGING (DPV) yang sudah bertahun-tahun ditinggalkan kepada pemiliknya.
Akan tetapi, selama ditinggalkan pemiliknya tanah tersebut digarap oleh para
petani.
Penyerahan
kembali tanah tersebut dilaksanakan pada masa Kabinet Wilopo. Pada tanggal 16
Maret 1953, polisi dengan kekerasan mengusir para penggarap tanah tanpa izin
tersebut. Para petani yang sudah terhasut oleh PKI menolak untuk pergi. Akibatnya
, terjadilah bentrokan senjata dan 5 orang petani dibunuh. Peristiwa itu
mendapatkan sorotan tajam dari pers maupun parlemen. Kemudian, Sidik Kertapati
dari Serikat Tani Indonesia (SAKTI) mengajukan mosi tidak percaya terhadap
Kabinet Wilopo. Akibatnya, pada tanggal 2 Juni 1953 Wilopo mengembalikan
mandatnya kepada presiden.
memang sangat memilukan jatuh korban diantara rakyat kecil
BalasHapus